JAKARTA (11/4/21)—Usianya sudah tidak muda lagi, tetapi sejak pertama kali menonton film Bridgerton, ia selalu mengulang-ulang. Entah sudah berapa puluh kali, meskipun belum ratusan.

Awalnya ia tertarik pada Rege-Jean Page yang wajahnya mirip dengan laki-laki yang hampir dua puluh tahun, mengisi hatinya. Ia selalu tercekat ketika Simon, yang diperankan Jean Page, muncul di layar Netflix.

Mirip sekali, pekiknya dalam hati. Keangkuhannya, caranya memperlakukan perempuan, sampai bagaimana ia intimate dengan Daphne. Ia tak pernah membayangkan menjadi Daphne tetapi setiap gerak-gerik Simon seolah ditujukan padanya.

Kisah perempuan itu tak sama seperti cerita Simon dan Daphne tetapi ia seperti memperoleh apa yang tak dimiliki ketika mengulang-ulang delapan episode Bridgerton session pertama.

Ia tak pernah menjadi Daphne, gadis yang debut di musim pencarian jodoh. Perempuan paruh baya itu berasal dari keluarga miskin. Ayahnya pegawai rendahan yang menggantungkan sebagian hidupnya dari jualan istrinya. Ia tak memiliki Anthony, saudara tua laki-laki yang akan menjaga dari laki-laki yang mendekatinya sekadar untuk memperoleh keuntungan.

Ia bukan perempuan yang kerjanya ke salon atau butik, untuk mempercantik diri. Hari-hari harus bekerja karena suaminya layaknya kursi rusak. Tak kerja maka tak makan.

Awalnya ia malu kepergok nonton film berulang-ulang, hingga satu saat ia merasakan tubuhnya. Setiap Simon memberi perhatian pada Daphne, seperti layaknya laki-laki yang ada dalam pikirannya, memperhatikan dirinya, ada jutaan semut merambati bagian belakang kepalanya.

Ia mengulang, memastikan rasa itu. Bahkan, di sekian kali yang tak terhitung jumlahnya itu, ia tetap merasakan sensasi yang sama. Kali berikutnya ia benar-benar mencermati seperti apa raganya bereaksi, kemudian membuat catatan sendiri.

Ia akhirnya memahami, tidak  semua orang dicintai dan mencintai. Namun ketika merasakan cinta yang dimiliki Simon-Daphne, ia yakin bahwa cinta itu tak pernah bohong. Dan benar kata Rege Jean-Page ketika Shondaland mengumumkan tidak lagi menyertakan dirinya di Session 2 Bridgerton. Cinta itu nyata dan terus tumbuh. (***)