Future Talent: SDM Pilihan Masa Depan

Karya: Ramdani Sirait

ISBN: Dalam Proses

Bonus demografi, berkah atau musibah bagi suatu negara? Pertanyaan ini tampaknya harus dijadikan sebagai tantangan. Seperti kata pepatah Cina, “Ketika angin perubahan berembus, sebagian orang membangun tembok pembatas, sebagian lagi membangun kincir angin.”

Apakah kita ingin menjadi orang-orang yang terus-menerus mencari perlindungan ketika masalah datang? Atau memanfaatkan perubahan yang terjadi untuk dijadikan sebagai inovasi dan terus maju?

Suka tidak suka, siap tidak siap, perubahan akan terus terjadi di dunia ini. Jumlah penduduk yang melonjak, perubahan iklim, komputerisasi, digitalisasi, robotisasi, kehadiran artificial intelligence (AI), kesepakatan antarnegara yang mengurangi hambatan pergerakan orang, bahkan kemungkinan datangnya wabah penyakit seperti Covid-19 menjadi beberapa hal yang dapat disebut sebagai perubahan tadi.

Para orang tua, atau mereka yang sedang menikmati pekerjaan atau bisnisnya saat ini, bisa jadi sebentar lagi akan pensiun dan menarik diri dari berbagai kompetisi untuk mengejar kehidupan duniawi. Hal itu tentu saja tidak berlaku bagi mereka yang sekarang ini sedang berada di bangku kuliah, SMA, SMP, dan SD. Sudah pasti mereka akan menemui perubahan besar di dunia ketika menjadi para pencari kerja kelak. Kenyataan inilah yang menjadi dorongan kuat bagi saya untuk menulis buku ini. Melalui tulisan saya dalam buku ini, saya hendak membuka wawasan mahasiswa dan anak muda lainnya tentang menyiapkan diri untuk memenangi kompetisi yang semakin ketat di depan mereka.

Pengalaman karier di bidang komunikasi perusahaan selama 20 tahun membawa saya sering terlibat dalam perekrutan karyawan baru untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dan mengamati proses perekrutan baru di bidang atau departemen lainnya. Sembilan tahun saya berkarya di perusahaan tambang PT Freeport Indonesia. Saya juga pernah bekerja di perusahaan besar lainnya, yaitu PT Gajah Tunggal Tbk. Selain itu, saya pernah menjadi bagian dari organisasi nirlaba bidang kesehatan pekerja “Indonesian Business Coalition on HIV and AiDS” yang didirikan tujuh perusahaan, yakni Chevron Indonesia, British Petroleum, Freeport Indonesia, Unilever, Sinarmas, Gajah Tunggal Tbk., dan Sintesa Group. Saat ini saya masih berkarya di perusahaan yang bergerak di bidang tambang emas, yaitu PT Nusa Halmahera Minerals.

Penerimaan karyawan baru adalah bagian dari strategi keberlanjutan bisnis perusahaan. Terkadang saya mendengar cerita teman-teman manajer atau direktur di perusahaan lain tentang bagaimana upaya mereka menemukan karyawan baru yang sesuai dengan kebutuhan bisnis perusahaan. Mengingat, proses itu tentu saja harus sesuai dengan kebutuhan masa kini dan masa depan. Untuk itulah, merekrut karyawan-karyawan baru menjadi sangat penting dan ternyata tidak bisa hanya dilihat dari latar belakang pendidikan. Perekrutan karyawan juga harus melihat aspek lainnya, seperti kepemimpinan, kemandirian, kedisiplinan, dan “soft skills” yang kebanyakan
tidak bisa didapatkan di kampus.

Saya juga sering memenuhi undangan berbicara di kampus-kampus untuk memaparkan informasi tentang perusahaan tempat saya bekerja agar diketahui mahasiswa, bahkan para dosen. Dalam berbagai event itu, saya sering kali menemukan fakta bahwa banyak mahasiswa yang tidak paham tentang dunia kerja seperti apa yang akan mereka temui kelak. Bahkan, mirisnya, ada di antara mereka yang sudah akan wisuda tidak pernah membuat “Curriculum Vitae” dan tidak tahu bagaimana “mempromosikan” dirinya sendiri. Belum lagi kalau kita berbicara tentang apakah pendidikan yang mereka dapatkan selama masa kuliah sudah memenuhi kebutuhan
dunia kerja atau belum.

Berangkat dari berbagai pengalaman itulah, saya menulis buku ini. Saya harap buku ini dapat dijadikan sebagai bacaan mahasiswa atau mereka yang baru lulus kuliah. Dalam hal ini, tidak terkecuali mereka yang baru saja mulai bekerja dan masih meraba-raba karier seperti apa yang dapat mereka capai dengan maksimal.

Prestasi akademik, prestasi di luar ruang kuliah, pengalaman berorganisasi, dan kemampuan lainnya, seperti melakukan riset, membuat program, menganalisis, bekerja dalam tim, dan terlibat dalam penanganan suatu masalah adalah poin-poin yang menjadi perhatian para calon “users” dan tim personalia atau human resources di setiap organisasi, baik perusahaan, pemerintahan, maupun organisasi nonprofit. Itulah pentingnya portofolio diri alias curriculum vitae!

Selain itu, mahasiswa dan mereka yang baru lulus kuliah dan baru mulai bekerja juga harus paham bahwa terkadang
kesempatan bekerja yang akan mereka temui tidak sama dengan gelar kesarjanaan yang dimiliki. Pada kenyataannya, banyak orang yang bekerja di bidang yang berbeda dengan pendidikannya, dan sebagian dari mereka sukses di bidang yang berbeda itu. Meski begitu, tidak sedikit juga yang sukses dalam bidang yang sama dengan pendidikannya.

Bagi saya, satu hal yang harus dipahami di sini adalah menjadi orang yang luwes mau tidak mau suatu keharusan. Dalam hal ini, tentu saja agar seseorang bisa mengerjakan banyak pekerjaan yang mungkin belum pernah ia pelajari sebelumnya.

Semoga buku ini membuka wawasan generasi muda agar bisa mempersiapkan diri lebih baik untuk masa depan mereka.

Selamat membaca!