Oleh: Kristin Samah
Yogyakarta (2/01/2024)—“Mboten sah mikir jero untuk milih presiden,” begitu nasehat seorang sopir taxi online. Gak usah mikir telalu dalam!
Si sopir taxi melanjutkan, bagi orang kecil, yang tidak bisa membaca visi-misi calon presiden, ukurannya ‘roso’ atau rasa. Orang baik baru teruji baik kalau dia tidak memanfaatkan kekuasaannya untuk kepentingan diri sendiri dan keluarganya.
Sampai di situ saya paham siapa yang dimaksud. Meski tidak menyebut nama, saya mengerti filosofi orang Jawa untuk menyertakan rasa ketika mengambil keputusan. Dan tanpa menyebut nama pun, kita tahu siapa yang menggunakan segala cara untuk melanggengkan kekuasaan.
Tidak usah ribut, gunakan rasa hati, katanya. Saya setuju untuk tidak memilih pasangan calon yang tidak berperasaan, melakukan kecurangan secara kasat mata. Baru calon sudah mengabaikan rasa, bagaimana bila terpilih? (***)