Berbuat Baik Itu Menular Kumpulan Kisah Inspiratif Fellow Lions

Oleh: Kristin Samah

ISBN: –

Mengapa kita harus berbuat baik? Karena berbuat baik adalah baik, maka kita harus terus melakukan, tanpa harus dibebani tujuan, apalagi dengan pertanyaan mengapa. Sama seperti Immanuel Kant yang mengatakan, The only thing that is good without qualification is a good will.

Kebaikan yang dilakukan tanpa syarat, tanpa pamrih, itulah niat baik, sesungguh-sungguhnya kebaikan. Demikian filsuf Abad XVII, Immanuel Kant menyatakan apa yang ia sebut sebagai categorial imperative. Sepanjang masa, manusia harus berbuat baik, apa pun kondisinya. Melakukan kebaikan karena berbuat baik adalah hal yang baik untuk diri sendiri.

Ajakan berbuat baik semakin relevan dilakukan ketika dunia sedang tidak baik-baik saja. Indikasi itu terlihat dari kondisi ekonomi global yang tidak segera membaik setelah Pandemi Covid-19, perang Rusia-Ukraina yang tak kunjung usai, perubahan iklim yang mengindikasikan suhu bumi naik 1,1 derajat. Belum lagi data yang dirilis Badan Kesehatan Dunia, World Health Organization (WHO) yang memperingatkan ancaman pandemi kesehatan mental.

Isu-isu global itu sepertinya tidak secara langsung berhubungan dengan kehidupan kita di Indonesia. Mari kita lihat satu per satu. Sekalipun pemerintah sudah melonggarkan pembatasan, bahkan terakhir memberi keleluasaan masyarakat untuk tidak memakai masker, dampak ekonomi tidak serta merta membaik. Apalagi pada waktu bersamaan, dunia banyak mengalami perubahan akibat revolusi teknologi dan informasi, juga kebiasaan-kebiasaan baru yang dihasilkan dari Pandemi Covid-19.

Perang Rusia-Ukraina yang letaknya nun jauh dari Indonesia, jangan dianggap tidak memiliki hubungan dengan Indonesia. Di luar isu politik, semakin banyak warga negara Rusia dan Ukraina yang keluar dari negaranya, mencari tempat tinggal yang lebih tenang dan aman. Selain membanjiri negara-negara di Eropa, mereka juga mendatangi Indonesia. Bayangkan bila perang tidak segera usai sehingga mempengaruhi ekonomi dan politik global yang berimbas ke Indonesia.

Soal perubahan iklim pun jangan dianggap remeh. Akibat pemanasan global, diperkirakan sejumlah negara akan tenggelam akibat es di kutub mencair. Perubahan iklim juga berdampak pada hasil pertanian. Panen gagal, ketersediaan pangan menipis. Dalam hal ini, Indonesia menjadi salah satu tujuan para imigran yang ingin tinggal nyaman, aman, dan murah. Banyaknya turis di Bali yang diam- diam bekerja, menjadi pertanda Indonesia kelak bisa menjadi tujuan orang-orang yang ingin mencari penghidupan lebih baik.

Dan yang terakhir, soal kesehatan mental. Berbagai masalah kompleks yang terjadi bertubi-tubi telah memicu gangguan mental, di seluruh dunia. WHO menyebut, satu dari lima orang anak muda mengalami gangguan mental. Gejalanya mudah ditemukan. Tindak kekerasan meningkat, angka bunuh diri pun bertambah.

Sementara itu masalah sosial yang sudah ada selama ini pun belum sepenuhnya bisa diatasi. Penyakit degeneratif seperti jantung, diabetes, kanker, dan hipertensi, masih menjadi ancaman. Demikian juga soal penanganan gizi buruk, pemerataan pendidikan, pengentasan kemiskinan, penanggulangan bencana alam, dan sebagainya.

Sampai di sini, relevansi dengan kegiatan Lions Club semakin jelas. Lions Club harus dapat meningkatkan eksistensi dan perannya dalam berkontribusi membantu menangani masalah kemanusiaan yang akan semakin rumit dan kompleks.

Jiwa kesukarelaan yang sudah tertanam dalam diri Fellow Lions seringkali memunculkan keengganan untuk menceritakan kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan. Bahkan, semboyan “We Serve” yang sudah menjadi bagian dari kegiatan sehari-hari kadang-kadang membuat hal yang berdampak luar biasa pada orang lain, terasa menjadi biasa saja.

Itu terlihat dari banyaknya Fellow Lions yang kesulitan menemukan peristiwa inspiratif atau mengesankan yang diperoleh selama menjadi anggota Lions Club. Tidak tahu harus menceritakan apa. Namun ketika satu dua pertanyaan pancingan disampaikan pada saat kelas Pelatihan Menulis Kisah Inspiratif, kisah-kisah itu pun bermunculan.

Kalau pada akhirnya Fellow Lions menceritakan pengalamannya bergabung di Lions Club, bukan dalam rangka riya’, memamerkan apa yang sudah dilakukan. Cerita-cerita ini didasari sebuah keyakinan bahwa perbuatan baik itu menular karena pada dasarnya manusia adalah mahluk berakal budi dan berkarakter baik. Maka sudah saatnya Fellow Lions menjadi gerbong untuk mengajak orang-orang baik, bersama-sama menularkan kebaikan.