Yogyakarta—Krisan adalah tanaman bunga dataran tinggi. Tapi jangan kaget kalau sekarang bisa berbunga di dataran menengah, seperti di Pakem, Sleman, atau bahkan di dataran rendah, Kulonprogo. Keduanya di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tri Martini menjelaskan keistimewaan bunga krisan di Kebun Sasikirana

Adalah peneliti krisan, Tri Martini, yang memandu langsung jalan-jalan ke kebun krisan Sasikirana, Panggeran, Hargobinangun, Pakem, Sleman. Krisan yang pernah berjaya di Sleman pada 2005, ia coba kembangkan lagi. Apalagi kebutuhan bunga potong jenis krisan cukup besar. Dari kebutuhan 10 ribu tangkai per bulan, untuk kebutuhan kota yogya, saat ini baru bisa 30% dipenuhi. Kekurangannya dipasok dari Jawa Tengah.

 

Persemaian bunga krisan, bisa dipanen 3-4 bulan sekali

Inisiasi penanaman krisan di Sleman dimulai 2005 oleh Fatchurochim, yang kemudian menjadi promotor Tri Martini. Menyusul Sleman, Kulonprogo juga mengembangkan krisan. Di tahun 2010, krisan Sleman terhempas akibat erupsi Gunung Merapi. Setelah itu, praktis mati suri.

Krisan Sasikirana, bunga dekoratif kuntum putih dengan nuansa kuning di pusat bunga

Nursery Sasikirana menanam tujuh varietas yaitu Sasikirana, Kusumapatria—asli Yogyakarta—Puspita Nusantara, Kinanti, Marimar, Yulimar, dan Sheena. Ada juga ditanam jenis lolired, lolipink, salju/monalisa, tapi hanya dijadikan filler.

Krisan Regent warna saleem. Variasi warna bunga krisan membuat jenis bunga ini mendapat sebutan bunga seribu warna

Potensi pasar bunga krisan sebenarnya tidak hanya diserap kebutuhan lokal. Sampai saat ini, Jepang menjadi salah satu negara yang banyak mengimpor krisan, terutama jenis salju, tipe standard putih. Jangan khawatir pada kemampuannya bertahan. Krisan bisa tetap segar meskipun sudah dua pekan dipotong. (kristin samah)

Krisan varietas dewi ratih, kecantikan warnanya membuat banyak orang menyukai

    Krisan Kusumaswasti, pink yang menggoda, penamaan varietas ini dilakukan Sri Sultan HB X