Oleh: Kristin Samah
Jakarta (12/6/2023)—Aku baik-baik saja, meskipun hampir dua tahun absen dari media sosial. Pada mulanya, biasa saja, sampai ada seorang sahabat yang secara khusus menelepon. Nah… baru mau tulis sebabnya, sudah menitik air mata.
“Kris… kamu langsung diam, tidak ada kabar, tidak ada cerita. Dan itu terjadi setelah ibumu tiada. Kamu harus bisa berdamai, kembali seperti dulu…” begitulah kurang lebih ia menegurku.
Saat itu tepat satu tahun saya absen dari media sosial, setelah Ibuku wafat. Aku tak bisa menjawab. Namun mataku mulai panas, leherku pun seperti tersumbat. Dan itu terjadi lagi saat jari-jariku mengetuk huruf demi huruf, saat menuliskan kabar ini.
Oke… ini bukan cerita tentang rasa kehilangan yang sangat dalam atau soal penyesalan seorang anak karena kehilangan ibunya, tanpa sempat meluangkan waktu lebih banyak untuk memperhatikan. Tulisan ini adalah sapaan pada para sahabat yang bertanya, “kemana saja? Kok gak pernah beredar?”
Aku baik-baik saja… ya… aku baik-baik saja.
Hanya saja, memang ada lubang yang tak bisa ditambal begitu mudah. Setiap kali ingin mengirim kabar atau sekadar foto tentang apa yang kulakukan, selalu saja datang kegamangan yang sangat dalam. Seolah-olah ingin mengatakan, “untuk apa? untuk apa kau beritahu dunia tentang segala aktivitasmu itu? Kalau untuk ibumu pun tak ada waktu?”
Aku memang beraktivitas seperti biasa, lebih tepatnya, seolah-olah seperti biasa. Tapi sesungguhnya, rasa duka itu masih terasa. Ketika kembali ke Yogya, menemukan cangkirnya, yang sama dengan cangkir yang kumiliki. Ketika menemukan kebaya, yang motifnya kembaran dengan kebaya yang kumiliki… dan berbagai benda yang lainnya.
Dan ternyata, bukan benda-benda itu yang seharusnya kukirim untuk kembaran. Karena pada saatnya, orang tua membutuhkan sebagian waktu dan perhatian yang dimiliki anaknya, bukan sekadar benda-benda mati yang hanya akan menambah sepi.
Selama ini, ternyata aku tidak sedang baik-baik saja. Tapi tulisan ini, semoga bisa menjadi sarana untuk menerima apa yang memang sudah terjadi. Ibu… istirahatlah dengan tenang.