Manajemen kepemimpinan Ibu Mega tidak lepas dari rasa keibuan di samping jiwa kenegarawanan dan semangat nasionalismenya sangat tinggi. Ibu Mega hemat dan cermat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pada saat itu anggaran negara masih sekitar Rp 400 triliun per tahun. Beliau tidak mudah mengeluarkan dana negara, melainkan betul-betul dihemat dengan prioritas.
Ibu Mega banyak memberikan delegasi kewenangan kepada para pembantunya. Dengan memberikan delegasi wewenang secara penuh kepada para pembantu presiden, maka para menteri memiliki kelonggaran dalam bertindak. Sebelum menjalankan kebijakan, mula-mula Ibu Mega akan bertanya, apakah aturannya sudah benar. Setelah dasar aturan sudah tepat, lalu diambil langkah taktis dan operasional.
Ibu Mega selanjutnya menyatakan, ”Saya yang bertanggung jawab”. (Hari Sabarno dalam The Brave Lady)