Oleh: Kristin Samah
JAKARTA (13/04/2020)—Pelepah lidah buaya seperti tersenyum menerima sentuhanku. Selama ini ia berdesakan dalam pot kecil, tak mampu menampung banyaknya anakan. Maklum dia tak pernah mengenal program Keluarga Berencana.
Sama seperti tanaman lidah buaya yang seringkali dibiarkan merana karena lupa disiram di musim kemarau, begitu juga ruangan cuci pakaian. Sampai berbulan-bulan mesin cuci tak dikunjungi. Ia hanya berteman dengan barang-barang yang tak terpakai.
Masih ada teras berdebu, dapur dengan aneka bumbu kadaluwarsa, wastafel dengan botol-botol kosong, jendela yang tak pernah dibuka, kicau burung dibiarkan sepi, bajing leluasa mencuri jambu.
Kemana saja selama ini? meeting menjadi alasan, ngupi cantik menjadi keharusan, makan-makan lebih menyenangkan, mengoleksi kebaya baru lebih menarik. Meninggalkan rumah sedini mungkin dan kembali selarut yang bisa dilakukan.
Kalau tidak ada yang membantu membereskan rumah, cukuplah kamar tidur yang dibersihkan. Selebihnya? tutup mata rapat-rapat. Gelas dan piring kotor bisa menunggu. Begitu juga tanaman dan mesin cuci. Sabar yaaaa… sepi pasti berlalu. Kelak pasti ada yang akan membereskan.
24 jam sehari tak pernah cukup untuk semua hal itu. Menghiba-hiba pada Tuhan, andai sehari tak hanya 24 jam, lebih banyak yang bisa kita lakukan. Untuk semua pekerjaan rumah, untuk bekerja, untuk memperhatikan sesama, untuk mall, cafe, dan restoran. Masih banyak lagi yang bisa dilakukan bila sehari lebih dari 24 jam. Oh iya… pasti akan ada waktu untuk mengucap syukur atas semua penyertaan dan berkat-Mu.
Lalu kenapa ketika #dirumahaja, banyak hal bisa dilakukan?
Ampuni Ya Tuhan… jangan kurangi, jangan pula ditambah. Cukup sudah 24 jam sehari. Dan semua hal bisa dilakukan dengan baik. Menyapa lidah buaya, membersihkan dapur, memfungsikan mesin cuci, menikmati matahari pagi melalui jendela yang terbuka…
Bukan tambahan waktu yang dibutuhkan. Hanya keberanian untuk mengatakan pada diri sendiri, memilah mana yang perlu dan tak perlu. Keharusan #dirumahaja memberi pelajaran, bukan waktu lebih yang dibutuhkan tetapi kedisiplinan memanfaatkan waktu yang ada.
Banyak hal bisa dilakukan dalam 24 jam sehari, termasuk mengucap syukur sepanjang waktu… (***)